Dunia remaja adalah dunia yang indah. Demikian kata beberapa orang yang melewati masa remajanya dengan penuh kesenangan dan memori yang cukup indah. Namun, tidak sedikit dari mereka yang melalui masa remaja dengan kesuraman dan kebingungan serta kesusahan. Salah satu penyebab kesuraman, kebingungan dan kesusahan itu adalah KTD alias “Kehamilan Tak Diinginkan” yang akan berujung pada pernikahan di usia dini dan aborsi.
Sering kita menjumpai remaja yang meninggal karena aborsi atau bayi yang dibuang ke selokan bahkan empang karena orang tuanya tidak siap atau malu mempunyai anak yang lahir di luar nikah. Banyak pula remaja yang harus berhenti sekolah padahal sebenarnya mereka berprestasi hanya karena keharusan untuk menikah di usia muda. Ironisnya bila ini terjadi, maka remaja itulah yang disalahkan, dicerca, dan dimusuhi oleh lingkungannya padahal semua itu tidak hanya kesalahan mereka.
Sebenarnya semua kejadian di atas tidak akan terjadi atau tidak sebanyak itu terjadi jika pengetahuan tentang seks dan reproduksi di kalangan remaja sudah banyak dan cukup diterapkan. Sayangnya, proses edukasi tentang masalah tabu ini seakan-akan jalan di tempat dan sulit sekali unutk masuk ke masyarakat atau dunia remaja khususnya. Para remaja lebih mudah mengakses film porno untuk dijadikan bahan belajar dibandingkan dengan ceramah atau ilmu tentang seks yang disampaikan sekolah atau LSM yang konsen dibidang ini.
Kurikulum yang memasukan pelajaran tentang seks juga tidak terdengar sampai sekarang. Mungkin bagi sebagian orang tua termasuk guru, seks merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dan remaja belum sepantasnya tahu tentang ritual yang disebut-sebut “memabukkan” itu. Namun, realita yang terjadi di masyarakat sudah sedemikian mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera sebelum makin banyak penerus bangsa ini yang terjebak dalam permainan memabukkan itu dan hancur masa depannya.
Di Indonesia seks masih merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan. Namun, apa salahnya bila kita memberikan pelajaran tentang seks, sehingga tidak banyak remaja yang mengaplikasikannya ke dalam hal-hal yang negatif. Jika para remaja tau sisi positif dari seks itu sendiri, kejadian seperti aborsi atau seks sebelum menikah tidak akan terjadi. So, buat para TrendTalkers, tidak ada salahnya loh mempelajari tentang seks, tapi harus tetap diingat agar hanya mengambil sisi positifnya ya.
Source TT
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !